Cerita Perjalanan #2 (Malaysia)

Kalau di cerita perjalanan sebelumnya terjadi di tanggal 18 Februari 2010 , maka yang sekarangpun masih di di hari yang sama, hanya waktu berbeda.

Jadi, akhirnya setelah melewati perjalanan yang melelahkan (ceilehhhh…) sampailah kami di Malaysia.  Tapi sebelum lewat imigrasi, kami diharuskan mengisi daftar pertanyaan yang kemudian akan diserahkan ke petugasnya. Disediakan meja panjang (tanpa tempat duduk) untuk mengisi. Saat itulah, kami melihat satu kotak panjang tergeletak begitu aja di tengah-tengah meja. Saking penasarannya, kamipun mengambil posisi dekat sama kotak itu sambil tetep mengisi daftar pertanyaan, trus liat kiri-kanan tapi tetep memperhatikan detail kotak tersebut. Kami ga pernah tau merek yang tertera itu apa, dan ga mungkin juga bener-bener nyodorin muka ke hadapan kotak itu. Ntar kalau pemiliknya dateng bisa disangka maling lagi. Tapi yang pasti kami melihat banyak gambar menjijikan di kotak itu, yang pokoknya bikin ‘eughhh’ banget.

Setelah dirasa cukup mengamati dan semua pertanyaanpun sudah diisi, kami langsung menuju petugas imigrasi. Beda banget petugas di Malaysia dan Indonesia, disana orangnya nyeremin, mukanya cemberut, kalau nanya bikin keringet dingin jadi keluar dah. Makanya lega banget waktu akhirnya bisa lewat dan kumpul ama teman-teman yang udah dari tadi nungguin.

Sesudah curhat-curhatan panjang lebar (tepatnya dikasi serangan pertanyaan), kami melanjutkan perjalanan. Sesuai rencana yang udah saya bikin, kalau mau cari penginapan dan belanja yang murah serta banyak tersedia makanan, dan juga akses termudah menuju lokasi kegiatan (baca: terminal), adanya di Bukit Bintang.

Secara nyarinya penginapan murah, jadi ga mungkin kalo pesen tempat dari jauh-jauh hari. Akhirnya dengan berbekal carier yang beratnya minta ampun di punggung ( ya iyalah ampe over bagasi banyak!! ) serta daypack yang juga berat (huhu walaupun perempuan nih, ga ada perbedaan deh berat carier saya dan yang lainnya—curcol!), kami PD ngemper aja gitu di salah satu tempat di Bukit Bintang, maksudnya sih pecah tim ada yang cari penginapan ada yang kebagian nungguin barang. Kalau kalian pernah liat ada orang ngemper rame-rame dengan bawaan banyak di Bukit Bintang yang merupakan pusatnya para turis, sepertinya bisa dipastikan itu kami haha.

Setelah 2 tim balik dan saling ngebandingin harga dan kualitas, disepakatilah mau yang mana. Pas nyampe, pemiliknya sempet shock ngeliat orang rame-rame bawa barang banyak, tapi akhirnya rela juga 2 kamarnya disewain untuk kami ber-10 haha.

25 Februari 2010

Saat ke KBRI

Butuh waktu 6 hari di Kuala Lumpur untuk mengurus presentasi ke KBRI, dan melengkapi konslog yang kurang, serta mengetahui bahwa…. kotak panjang yang kami liat di bandara itu adalahhh 1 slop rokok!! Heaaaaaa…. tau gitu kan kami ambil… hahahaha

Hari ini divisi tebing akan berpisah dengan divisi goa. Tim goa akan menuju Perlis, yaitu bagian utaranya Malaysia, sedangkan tim tebing akan menuju ke arah timurnya Malaysia, yaitu Pulau Tioman, melewati Mersing.

Mersing itu… SEPI !!

Pas nyampe di terminal udah sore, kami bingung karena diturunin busnya di lapangan yang kosong melompong, kalau ga ada penjual tiket bus, kami ga yakin deh kalau itu teminal. Untungnya nih, sejak masih di Jakarta, kami sudah browsing dan mencatat contact person nya pemilik penginapan di Pulau Tioman yang suaminya kerja di Mersing (tahu setelah ngobrol panjang lebar…). Setelah dihubungi, beruntung banget karena Bapaknya berbaik hati mau ngejemput dan bantuin cari penginapan sementara, karena feri untuk menyebrang udah ga ada kalau jam segitu.

Berhubung kami, tim tebing yakin kalau musik adalah segalanya, tapi apa daya gak ada satupun yang bawa speaker, jadi niat banget patungan buat beli mini speaker. Akhirnya, diputerinlah Mersing di malam hari, sampe sejauh kaki kuat melangkah. Untungnya nemu 1 toko yang jual alat elektronik. Ga jadi sunyi deh di lapangan nanti.

1b

26 Februari 2010

Boleh dikatakan, penginapan di Mersing termasuk murah, kisarannya sekitar 100-150an / malam. Pagi-pagi sekali kami sudah berangkat menuju pelabuhan. Setelah mengantri tiket, kamipun naik ferry menuju Pulau Tioman yang merupakan salah satu tujuan wisata termasuk wisata bawah laut. Setelah melalui 1,5 jam perjalan, sampailah di Kampung Genting, dari sini perjalanan dilanjutkan dengan speedboat kecil (yang lumayan bikin deg2an karena harus diisi kami ber-5 plus bawaan) menuju Kampung Mukut.

Bersama Ibu pemilk penginapanDi Kampung Mukut, kami disambut oleh Ibu pemilik penginapan yang sangat baik sekali, dan yang anaknya bernama Epoy (hehe jadi inget film Despicable Me ). Kami diperbolehkan menyewa 1 penginapan saja. Dan kemudian hari-hari berikutnya, memperbolehkan tempatnya yang emang paling deket ama dermaga menjadi tempat saya buat numpang mandi kalau lagi ngambil air ke bawah (berhubung ke lokasi mata air di atas, dan ngambil air di bawah hampir sama jarak tempuh dan capeknya), serta numpang makan, dan numpang pinjem alat snorkling. Untuk hal yang terakhir ini, harus diakui, layak banget deh buat snorkling disini. Dan saya yakin untuk diving di sekitar sini juga bagus, mana airnya jernih banget. TOP deh.

Karena itulah saya semangat banget kalau udah giliran turun, selain bersosialisasi dengan para penduduk, bisa beli cemilan ini itu, terutama coca-cola plus es batu, dan juga bisa puas-puasin snorkling. Ga lupa juga saya cerita dengan hebohnya ke anak-anak yang manjat, yang pastinya belum sempet untuk turun di bawah, secara tugasnya masih panjang di atas.

Alhasil, karena cerita saya, suatu hari, kita ber-5 ada keperluan dan harus turun ke bawah, setelah keperluan itu selesai, dan hari masih terang, tentu ga disia-siain gitu aja. Mereka langsung aja nyebur. Salah seorang dari kami yang ga bisa berenang, akhirnya tertarik juga karena emang biru airnya ituuu lho bikin kesengsem. Kamipun berhasil ngeyakinin dia sebelum berenang jauh (karena di kejauhan itu ada semacam papan surfing yang lagi dipakai anak-anak sambil pegangan dengan pembatas) coba berenang ke perahu yang lagi ngetem aja dulu dan jaraknya tidak terlalu jauh.

...

Setelah dicoba berenang ke perahu dan berhasil, diapun memutuskan untuk berenang lebih jauhan sesaat setelah saya. Emang dasarnya, saya itu antara bisa berenang dan tidak, tapi yakin aja ama kekuata nahan napas. Karena itulah, pas tangan saya akhirnya bisa megang papan itu, eh pas liat ke belakang ehhhhh temen saya itu lagi megap-megap panik mau tenggelam. Hadeuhhh!!

Untunglah dia berhasil diselamatkan, walaupun udah minum air laut yang banyak banget. Setidaknya walaupun sempet mengundang kehebohan ampe beberapa warga pada ngerumunin, setidaknya udah pernah ngerasain air laut Pulau Tioman ya, sobat! hehe *peace*

3 Comments Add yours

  1. Benk Tri says:

    Itu segala cerita **** minum aer laut pake di tulis natz,hahaha…

    Like

    1. natzh says:

      di sembunyikan namanya biar ga ketahuan…hehehhe

      Like

  2. dogal aje.. says:

    Hhuaahahaa… hampir aja direscue..hahaha

    Like

Leave a comment